Translate

Minggu, 01 Desember 2013

Bentuk-bentuk murni lukisan kanak-kanak

     Pelukis cilik Calista yang punya nama panggilan sayang "Caca" sangat menyukai melukis bebas. Setelah tema diberikan dan diberi pengarahan, Caca langsung melukis dan memilih judul "Keramaian di pasar". 
Caca  melukis dengan senang hati
     Caca bilang pernah diajak belanja ke pasar Tanjung, pasar besar di kota Jember. Dengan sedikit pengarahan, Caca mencoba untuk melukis apa saja yang dapat dia ingat tentang suasana di pasar. Dia coba menuangkannya dalam bentuk goresan2 garis tegas (langsung tanpa sket pensil), dan berhasil menciptakan berbagai obyek lucu dalam bentuk2 lugu tetapi istimewa. Istimewa karena terwujud dari keberanian Caca dalam menggerakkan jemarinya untuk merealisir obyek-obyek yang sedang dia pikirkan, sekaligus merangkai sebuah cerita tentang segala macam aktivitas yang terjadi di keramaian pasar. Coba amati satu-persatu obyek yang dilukis oleh Caca ini:

meja penjual sayuran, penjual & pembeli
Caca melukis penjual sayuran tampak dari belakang. Karena itu bagian kepala dia buat berwarna hitam rambut. Tapi coba amati...ada bentuk bulat spiral di tengah2 kepala, itu adalah konde. 


ember berisi kepiting-kepiting yang dijual
Mungkin sewaktu diajak ke pasar Caca melihat kepiting yang dijual ditaruh di dalam ember dengan kaki2 yang terikat, maka tampak terlukis kepiting2 tanpa kaki2 yang terjulur. Bila diamati lebih cermat, tampak 2 kaki penjepit yang dilukis saling berhadapan ujungnya...kemudian terdapat dua garis (tali pengikat) yang menghubungkan kedua ujung kaki penjepit tersebut.


kucing tidur didekat meja buah-buahan
Obyek meja diatas berisi aneka macam buah. Semangka, pisang, manggis, jeruk, anggur, dan melon. Caca tahu kalau di pasar Tanjung banyak kucingnya, maka dia mencoba mengkolaborasikan antara ide melukis penjual buah-buahan dengan ide melukis kucing. Tampak si kucing sedang asyik tiduran di bangku penjual buah yang kosong (menurut Caca, penjual buahnya sedang pergi sebentar). 


orang sedang mengangkut karung di punggung
Selain penjual dan pembeli, di pasar juga ada orang-orang yang mencari nafkah dengan menawarkan jasa. Salah satunya adalah seorang "kuli angkut" yang sedang memanggul sekarung beras di punggungnya. Coba amati...lucu bukan cara Caca melukiskan imajinasinya tentang obyek seseorang yang sedang memanggul sesuatu yang besar di atas punggungnya, hingga seolah2 tubuh orangnya tak tampak?! Istimewa bukan..!!!


gerobak dorong milik penjual dawet
Kata Caca (sewaktu melukis gerobak dawet), pembelinya antri karena dawetnya enak. Pak penjual dawetpun memasang balon berbentuk Upin & Ipin di gerobaknya. Oh ya...Caca juga menambah ceritanya di sekitar obyek gerobak dawetnya yang menurut dia lucu. Coba amati di bagian bawah dekat roda...disitu ada cerita seekor kucing pasar yang berhasil mendapatkan banyak ikan untuk dimakan.

meja penjual ikan belut & para pembeli
Ini adalah gambar belut yang banyak sekali berdesak-desakan di dalam ember besar milik penjual ikan. Lihat cara dia melukiskan wujud belut, sederhana sekali kan...! Meskipun demikian, kita bisa paham kalau itu adalah ikan2 belut. Tampak kepala penjual ikan belut yang bentuknya unik. Coba tebak...penjualnya seorang perempuan ataukah seorang laki-laki? Versi Caca...penjualnya adalah seorang bapak-bapak yang punya kumis sangar besar, hingga apabila dilihat dari belakangpun masih bisa terlihat kedua ujung kumisnya  tersembul, huaa..haa..haa...  
 
seseorang dengan keranjang belanjaan yang sudah penuh terisi
Terlukis seseorang yang dengan senyum lebar menampakkan kegembiraan sedang membawa tas-tas yang penuh berisi barang belanjaan. Kalau diamati lebih cermat, di dalam tas belanjaan itu terdapat buah semangka, kepiting, gayung, sisir, sebungkus dawet, dll. Berarti....Caca berhasil mengembangkan cerita dari obyek2 yang telah dia lukis sebelumnya (isi tas belanjaan sesuai dengan beberapa jenis barang jualan yang di lukis sebelumnya).

pulang belanja naik sepeda
Naah...kalau ini gambar seseorang yang mau pulang sehabis belanja naik sepeda goes. Barang belanjaannya ditaruh di keranjang sepeda.

Lukisan utuh "Keramaian di pasar"


Melukis adalah sebuah bentuk aktivitas menyenangkan yang bisa dilakukan oleh siapa saja yang menginginkannya. Dalam berkarya lukis, anak-anak juga berlatih untuk memupuk rasa percaya diri.

Senin, 11 November 2013

Lukisan Siput II

       Lukisan-lukisan siput berikut ini adalah karya para pelukis cilik. Tema sama, tetapi hasil akhirnya tetap bervariasi. mari lebih dekat mengamati detail per-detail lukisan-lukisan berikut:

Lukisan siput 1
Banyak menggunakan warna-warna mencolok (fluorescent colour), diimbangi dengan warna lembut dari polesan cat air.
Karya Hanzha
 Lukisan siput 2
Obyek siput terbentuk dari garis-garis berkelok tetapi tegas. Bentuk obyek tampak semakin menggemaskan, dilengkapi dengan warna-warni ceria.
Karya Sen Cen

Lukisan siput 3
Menggunakan warna-warna mencolok dan memberi detai motif-motif aneka warna pada rumah siput. Berusaha memfokuskan obyek lukisan (siput) dengan cara mengitarinya menggunakan cat warna hitam tipis di sepanjang garis pembentuk obyek.
Karya Shafira
Lukisan siput 4
Garis-garis pembentuk obyeknya rapi dan lebih stabil. Banyak memberi detail-detail aneka bentuk dan warna.
Karya Ica

Selasa, 05 November 2013

Lukisan Siput yang Lucu

Salam ceria Pelukis Ciliiik......!!!

       Minggu pertama di bulan November ini, para pelukis cilik belajar melukis seekor siput yang besar. Siputnya dibuat berwarna-warni memakai tehnik crayon-cat air. Hmmm....semua pelukis cilik menikmati proses saat mewarnainya. Karena mereka melakukannya dengan rasa senang , maka hasil karyanya pun memuaskan.

Ini dia ekspresi-ekspresi senang beberapa pelukis cilik minggu ini...

Hanzha mewarnai latar belakang lukisannya.

Ica yang kreatif





       Mengajak murid-murid untuk menikmati saat mewarnai...menikmati memilih-milih warna...berkreasi...mencoba-coba tehnik....itulah yang selalu diupayakan di sanggar pelukis cilik.


Lukisan siputku buaaguuuss...!!! 

Shafira
 Pelukis cilik Shafira suka baca buku cerita. Fira juga suka bercerita lewat lukisannya. Kalau sedang mood, dia akan minta kertas untuk melukis bebas saat materi sanggar dia selesaikan.
Ceritanya bermacam-macam...ada cerita putri duyung, putri-putri penjual roti, dll. Fira sering mengangkat tema dari buku-buku cerita favoritnya.





Sen Cen
 Ini dia si imut Sen Cen. Meski ke sanggar masih pakai popok, dalam hal mewarnai semangatnya luar biasa. Suka mewarnai menggunakan pensil warna, tapi sore ini dia berhasil mencoba melukis dan mewarnai menggunakan crayon + cat air.
Horee......!
Hanzha
 Ini Hanzha.....sangat bersemangat saat tahu mau difoto. Lihatlah hasil karyanya! Tarikan-tarikan garisnya tegas, membentuk obyek yang memenuhi bidang kertas. Hanzha suka mewarnai dengan cara "ngebut"....sampai-sampai Keke musti ingatkan dia untuk meratakan warnaannya. Sore ini istimewa...Keke merasa tidak perlu mengingatkan Hanzha untuk mewarnai yang telaten, karena sejak awal sampai akhir/penyelesaian karya lukisan siputnya...Hanzha terlihat menikmati bermain warna.





Ica
Mbak Ica suka melukis dengan rapi, tarikan-tarikan garisnya; penempatan obyek-obyeknya; dan pewarnaannya. Suka melukis obyek orang dengan aneka desain baju. Kreatif dalam menambahkan hiasan-hiasan dalam lukisannya. Melukis dan mewarnai merupakan sarana refreshing bagi Ica diantara aktivitas belajarnya.












Minggu, 13 Oktober 2013

Lukisan Badut


Lukisan "Badut" karya pelukis cilik Melvin


     Anak kecil melukis apa yang diketahui, bukan apa yang dilihat. 

Maksudnya...disaat melukis, anak kecil akan dengan bebas menggerakkan jemari tangannya untuk menarik garis-garis lugas sampai membentuk obyek yang dimaksud. Anak kecil tidak memperhitungkan proporsi, komposisi, dan berbagai macam patokan-patokan kelaziman. Karena itu obyek yang terbentuk cenderung tidak natural/tidak tampak seperti yang terlihat. 
     Seperti lukisan "badut" diatas, kepala yang besar sekali; kaki yang lebih pendek daripada tangan; besar sepatu yang berbeda:  jemari tangan yang jumlah dan bentuknya pun 'unik'.....semua itu tercipta dari kebebasan berpikir seorang anak kecil akan sebuah obyek gambarnya (badut). Yang dia tahu....badut itu seperti manusia, bermata dua...berhidung bulat seperti tomat...dan bermulut lebar. Badut badannya bulat karena gendut dan memakai baju berwarna-warni. Tidak dipikirkan tentang  perbandingan besar kepala dan badannya; mata yang sebenarnya berbentuk oval tapi tampak besar dan bulat karena di make-up; dan bentuk jemari tangan manusia yang sebenarnya tidak berujung lancip. Karena itulah, maka dapat dikatakan kalau anak kecil tidak melukis apa yang dilihat (tampak natural/tampak seperti yang terlihat).
     Itulah keistimewaan lukisan kanak-kanak....mampu melukis obyek-obyek secara bebas, lugas, dan lugu, yang membuat karya mereka tampak lucu menggemaskan.  Terkadang sulit bagi kita orang dewasa untuk mencoba meniru karakter lukisan yang dibuat anak-anak, karena pemikiran kita yang sudah lebih banyak berpatokan pada hukum alam, dimana apa yang tampak adalah yang seharusnya.

Kamis, 03 Oktober 2013

Sanggar Pelukis Cilik

Sanggar Pelukis Cilik asuhan Pak Ketut Jember

Sanggar lukis adalah tempat untuk menjalani minat/ mengasah kemampuan dalam melukis, yaitu memadukan garis-garis dan warna-warni dlm sebuah bidang. Semua itu tepat dilakukan dalam rasa senang & bersemangat. Seperti halnya sanggar melukis "Pelukis Cilik" yang didirikan oleh Pak Ketut (seorang pelukis)  sejak tahun 1973 lalu, kini berkonsep "melukis itu menyenangkan dan dilakukan untuk kesenangan".  Setiap manusia pada hakikatnya telah diciptakan oleh Tuhan dilengkapi dengan sifat menyukai keindahan. Salah satu bentuk keindahan di dunia ini adalah SENI. Maka aktivitas berkesenian merupakan salah satu wujud rasa syukur manusia akan karunia (menyukai keindahan) dari Tuhan Sang Maha Pencipta.  Dengan demikian sanggar Pelukis Cilik mengupayakan agar murud-muridnya melakukan aktivitas melukis dan mewarnainya dengan rasa senang, dan merasakan nikmatinya bermain garis dan warna.


Beberapa lukisan karya pelukis-pelukis cilik:


Induk ayam dan anak-anaknya karya Madelline
 
Topeng monyet karya Caca

Jembatan desa di pagi hari karya Calista

Lukisan anak-anak diatas dibuat oleh tangan kanak-kanak dan dikomposisikan warnanya oleh anak-anak (dibawah bimbingan guru sanggar). kepolosan garis-garis dalam membentuk obyek-obyek dipertahankan, agar dalam diri pelukis cilik tertanam kepercayaan diri bahwa "aku bisa membuat lukisanku sendiri".